23 October 2012

Sembilu Tani


Langit, kenapa kau tak menangis?
Kami minta air matamu...
Tidakkah kau lihat sepetak sawah yang kami punya telah terlampau kering?
Kenapa marahmu harus kepadaku?
sementara bukan aku yang telah melupakanmu.
bukan aku yang sombong dan angkuh dengan yang kupunya.

Sex Babas Nalar Kapital


Ternyata  Akulah sang Robot...
Dan kau adalah penciptaku...
Aku hadir untuk tujuanmu...
Aku tercipta untuk mimpimu, bukan mimpiku....
Aku harus jadi yang kau mau, bukan mauku...
Kau atur aku sesukamu, di saat kau berteriak membenci kapitalis yang mengekang rakyatnya.

Doa Free-Man


Biarkan lafadzku mengucapkan maaf ya Allah...
Hingga gelapku hilang di antara lelah cahaya menyinari mimpiku...
Kupasrahkan egoku turut menyembahmu,
Ia telah rapuh tanpa sari-sari cintamu,
Gontai dalam langkah mencari kebenaran,
Lemahku dalam pelukan pelangi noda-noda dosa,
Nisat air mata tak pantas melukis sesal dalam dada...
Engkau yang Maha Esa, masihkah aku pantas untuk cinta-Mu.
Masihkah lidah sesat ini pantas mengecap nikmat-Mu,
Sujudku yang tak sempurna hanya oase yang mungkin akan hilang di hempas badai pasir.
Apa yang pantas kulakukan ...
Hanya Sempurna-Nya cinta-Mu yang mampu sepikan haus imanku...
dan kan kupahatkan nisan untuk kelamku.

1 October 2012

Puisi Sang Ketua

Makassar, September 2012 menghadirkan sebuah hentakan dalam jiwaku. Tak pernah kusangka, seseorang yang sangat kuhormati, sangat kubanggakan, ternyata juga bisa lepas kendali. Sebuah puisi curahan hati terlontar begitu lepas. Mungkin bagi orang lain yang tak paham apa yang terjadi, itu adalah hal biasa, tapi bagiku dan bagi beberapa kawan-kawan, itu adalah sebuah curahan hati yang sangat tersakiti.