Nabiullah
Muhammad SAW mungkin telah wafat, Soekarno telah wafat, Mussolini, Adolf
Hitler, sampai Saddam Husain pun kini
telah wafat. Secara fisik, mereka tak ada lagi, namun mungkin hanya segelintir
orang yang tidak bisa berbicara tentang siapa mereka. Mereka abadi dan tetap
menyelimuti perjalanan roda dunia. Bukan fisik mereka yang abadi, tetapi
karakterlaah yang membat mereka terus di kenang.
Seorang
teman pernah bertanya pada saya. Isi pertanyaannya kurang lebih seperti berikut
ini ,
“Kenapa
kau selalu diam, bahkan pada saat kau berada pada kondisi dimana suara dan
pendapatmu sangat menuntut untk dikeluarkan.”
Dan
saya jawab .” Itulah saya.”
Bukan
berarti bahwa saya terlalu egois untuk tetap menjadi diri sendiri meskipun
berada di lingkungan sosial yang begitu kompleks. Tapi, lebih dari itu, saya
ingin menjadi sesuatu yang beda dan membuatku spesial dan tidak dimiliki
teman-teman lain. Aku ingin tetap di kenang sebagai diriku sendiri, bukan
sebagai orang yang tidak jelas. Saya adalah karakter saya. Baik atau buruknya
karakter itu, itulah saya. Dan saya akan tetap mencoba melukis karakter baik
untuk dikenang.
Dalam
sebuah artikel, tertulis seperti di bawah ini,
Klopper pernah memberi wejangan pada Sang Bapak bangsa
Indonesia, Soekarno,
dan wejangan ini akhirnya diingat seumur hidupnya.
"Ir Soekarno ijazah ini suatu
saat dapat robek dan hancur menjadi abu. Dia tidak abadi. Ingatlah, bahwa
satu-satunya yang abadi adalah karakter dari seseorang. Kenangan terhadap
karakter itu akan tetap hidup sekalipun dia mati."
No comments:
Post a Comment