25 December 2012

Kecil dan Besar

Subhanallah... Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, yang menciptkan setiap jengkal bumi bagi kita untuk menarik hikmah darinya. Hanya Dia yang mampu menyandingkan sejuta makna, bahkan pada makhluk-Nya yang paling kecil. Manusia dengan segala kompleksitas akal dan pikirannya mungkin kadang tak akan pernah mampu mengira, bahwa makhluk yang sangat kecil ternyata menyimpan ilmu yang begitu luas dan begitu dalam untuk di relungi.
Masih mampu kukenang, masih sanggup kulukis di benakku, ketika beberapa buah celana kesayangan yang kumiliki sobek di sana-sini. Semakin sering kucoba untuk menjahit, semakin sering pula kusadari bahwa ada elemen waktu dan usia yang akan membatasi sebuah kebersamaan. Cercah-cercah kain celana yang berusaha kujahit demi melihatnya utuh, seringkali mengejekku, mengejek saya yang terlampau sering menafikan keberadaan waktu dan usia. Saya bahkan tak mau peduli, apakah kain celana-celana itu memang masih bisa menjadi utuh atau tidak. Kututup mataku saat kain-kain itu dan benang-benangnya berusaha menjelaskan bahwa ia telah rapuh.

Dan pada akhirnya kembali manusia hanya mampu menyesali semuanya, Tuhan telah memberikan waktu padaku untuk melakukan yang terbaik, menjaga ia yang kusayangi selagi ia masih setia menerima kasih sayangku.

Dan celanaku, maafkan aku, kali ini mataku tak akan kugunakan untuk menangisi perpisahan kita, akan kugunakan mata ini untuk melihat jauh ke depan, agar tak lagi ada celana malang sepertimu.
***
Ada sesuatu yang sejak dulu ingin kukatakan pada ia yang jauh lebih kusayang melebihi diriku sendiri,
“Celana-celana kesayanganku mungkin bisa tergantikan dengan celana-celana yang baru ketika ia tak lagi mampu menemaniku, tapi Engkau yang kusayang, tak akan mungkin tergantikan oleh siapapun. Agar hidup bermakna, Celana itu menemaniku, dan saya belum tentu menemaninya. Tapi, ketika berbicara tentang kasih sayang yang kumiliki, perasaan yang kumiliki tak akan pernah ada artinya tanpa kasih sayangmu.”

No comments:

Post a Comment