3 January 2013

Pemimpin???



Betapa berguna jalan raya yang dibangun bangsa eropa pada masa penjajahan. Namun sampai detik ini, mereka masih dianggap sebagai kaum penjajah, bahkan untuk berterima kasihpun bangsa kita tetap merasa enggan. Itu karena kita sebagai bangsa Indonesia tak mampu melupakan betapa banyak bangsa kita yang harus menderita karena pembangunan itu. Manfaat yang kita peroleh dari pembangunan pada masa itu tenggelam oleh rasa sakit yang dialami bangsa ini. Mereka tak peduli dengan kondisi bangsa kita. Yang mereka inginkan adalah pembangunan harus berhasil, sekalipun yang bekerja disana harus menderita.


Mungkin sudah terlalu basi untuk dibahas, karena hampir semua elemen bangsa tahu akan hal itu. Namun, satu hal yang masih menjadi ironi adalah ketika pemimpin-pemimpin kita hari ini, justru mengambil tindakan seperti yang dilakukan sang penjajah. Masih banyak pemimpin di negeri ini yang kemudian demi memuluskan cita-citanya, memuluskan impiannya, itu kemudian tega membiarkan rakyatnya menderita. Saya masih ingat betul dengan kisah  seorang teman di sebuah organisasi tingkat jurusan di Universitasku. Ia yang diberi tugas membangun sebuah panggung untuk sebuah kegiatan, terpaksa harus berhujan-hujan membangun panggung itu, hanya karena pemimpinnya tak mau mendengar aspirasinya. Ia dengan segala usaha telah mati-matian meminta agar panggung itu dibangun di tempat yang agak terlindung dari hujan. Sayangnya, sang pemimpin enggan melepaskan diri dari kekerasan kepalanya.

Astagfirullah... inikah potret bangsaku?? Mereka yang selama ini berteriak “Dengarkan Aspirasi Kami!!” justru menjadi oknum yang di sisi lain membutakan mata dan menulikan telinga atas aspirasi bawahannya...

No comments:

Post a Comment