Remang cahaya di bawah gerimis, dinda!
Engkau datang dicumbu sang hujan.
dan menjemput cawan-cawan nafsu sang pujangga.
Elok lekuk tubuhmu, dinda!
Sang adik hanya bisa diam terpaku pana.
Maafkan adikku, dinda!
terlanjur kau isi peluru-peluru syahwat ini.
Tapi, bukan itu yang kupinta,
ku hanya mau, kau ...
mau, kau ...
mau, kau ...
Ku hanya mau, kau tak lagi seperti itu!
Adindaku, menghertilah!
becouse you'll never walk alone.
No comments:
Post a Comment