1 October 2012

Puisi Sang Ketua

Makassar, September 2012 menghadirkan sebuah hentakan dalam jiwaku. Tak pernah kusangka, seseorang yang sangat kuhormati, sangat kubanggakan, ternyata juga bisa lepas kendali. Sebuah puisi curahan hati terlontar begitu lepas. Mungkin bagi orang lain yang tak paham apa yang terjadi, itu adalah hal biasa, tapi bagiku dan bagi beberapa kawan-kawan, itu adalah sebuah curahan hati yang sangat tersakiti.


Yah, memang sangat wajar, seorang pemimpin Lembaga Kemahasiswaan pastilah akan berhadapan dengan ragam masalah yang berat.Bagaimana tidak, seseorang yang mendedikasikan hidup dan waktunya untuk orang-orang yang ia cintai, hanya mendapat ejekan dan dibenci oleh orang-orang yang hanya menggnakan indranya untuk membaca semuanya. Padahal aku yakin, mereka tahu bahwa Indra Manusia itu terbatas.

Berikut puisi yang terlontar dari mulut sang ketua, ketua yang bagiku telah menjadi orang besar.

Kau buat aku berfikir,
Aku berfikir, kau anggap aku syiah.

Kau suruh aku bertindak,


Aku bertindak, Kau anggap aku pemberontak.

Kau suruh aku berbicara,
Aku berbicara, Kau anggap aku pembohong.

Kau ini bagaimana?
Atau aku ini harus bagaimana?

Bagaimana?
Apa Anda sudah paham apa yang dialami sang ketua?

No comments:

Post a Comment