Prinsip kodrati tak pernah puas yang mengisi setiap
relung-relung jiwa mengubah hidup menjadi sebuah kepastian bagi setiap insan di
dunia ini untuk menjadi sempurna dan adalah sebuah kepastian pula bagi setiap
insan untuk mengharapkan kesempurnaan.
Setiap manusia mungkin bisa berasumsi diplomatik bahwa tak
ada manusia yang sempurna, namun ia tidak akan pernah bisa menafikan bahwa ia
merindukan kesempurnaan. Begitupun tentang kekasih.
“Bibirmu mungkin mampu berujar bahwa kau mencintaiku apa
adanya, tapi matamu tak akan mampu berbohong bahwa kau mengharapkan manusia
paripurna tertanam dalam raga maupun jiwaku. Aku mungkin terlalu naif berjanji
untuk menjadi sempurna. Namun satu hal yang pasti, meski yang kulakukan kadang
salah dan tak masuk akal, aku hanya ingin kau tahu bahwa semua itu adalah
bagian usahaku untuk menjadi sempurna dan memantaskan diri untukmu.”
“Apa yang dilakukan seseorang mungkin tak selalu memberimu
kebahagiaan. Tapi ingatlah bahwa tidak ada kebahagiaan jika tak ada yang
dilakukan”
“Hanya karena ia tak melakukan sesuatu seperti yang kau
inginkan, bukan berarti ia tak menyayangimu. Jangan pernah mencari kesempurnaan
dalam diriku, karena itu tak akan pernah kau temukan, tapi izinkan saya belajar
menjadi sempurna buatmu.”
“Sakit memang jika yang di sampingmu hari ini tak mampu
melukis kanvas hidupmu dengan kebahagiaan. Tapi akan lebih sakit jika suatu
saat nanti kau sadari bahwa ternyata yang mampu membuatmu bahagia adalah orang
yang telah kau tinggalkan.”
No comments:
Post a Comment