26 June 2012

Kumpulan Puisi Matematika


Matematika ternyata bisa berkorelasi dengan puisi. Di luar segala keribetan yang ia miliki ternyata ada juga keindahan yang bisa di lukiskan dari matematika itu dengan baris-baris puisi, berikut beberapa puisi yang sempat saya browsing di internet :



Sang Pujaan

Saat kutatap indah wajahmu
Aku selalu teringat akan tatapan Einsten
Yang selalu penuh dengan logika
Yang selalu menanam rumus E = mc2
Indah matamu sebiru mata Blaise Pascal
Panjang rambutmu terurai dan saling berpotongan diagonal
Senyummu yang meluluhkan trigonometri hatiku
Membuatku selalu berpikir, kaulah untukku
Dari jauh hanya bisa kutatap dirimu
Kuikuti diagonal pergerakanmu
Kutapaki deret jejak kakimu
Hanya untuk mengetahui kabar tentangmu
Aku yakin limit cintaku tak terhingga kepadamu
Volume kasihku takkan habis untukkmu
Aku hanya ingin memilikimu
ingin menjadikan dunia kita menjadi satu grafik lurus
Setelah kupikir dengan logika
Ternyata kita terpisah ruang
Aku kubus dan kau silinder
Ini membuatku dilema
Aku rela untuk Melalui jembatan Konisberg
Menghitung volume piramida mesir
kupecahkan rumus phi =22/7
Atau akan kubuat ulang algoritma djikstraa
Segala pembuktian akan kutempuh untuk mendapatkan derajat cintamu
Menanamkan cintaku pada diameter hatimu
Menggambarkan diagram venn untuk pembuktian cintaku
Hanya untukmu, dan mendapatkanmu

Sumber : http://andreasandre.net/puisi-matematika-sang-pujaan/

Yogyakarta

Yogyakarta yang juga kota pelajar
Bagaikan barisan geometri, berderet universitas di segala penjuru kota
Tampak juga sebaran mahasiswa dari pelosok indonesia
Tanpa melihat variabel asal usul
Empat sisi jalan pengapitmu bagai sisi-sisi persegi yang kokoh
Namun semua berpotongan pada satu titik, Tugu jogja
Utara berimpit pada gunung merapi
Dan selatan luas pantai selatan yang tak hingga
Panjang x lebar jalan Malioboro yang selalu ramai
Tanpa ada limit waktu yang membuatmu sepi
Berbagai macam wisatawan datang ke kota ini
Menempuh beribu-ribu matrix berordo 4×4
Hanya untuk menikmati keindahan Malioboro
Garis lengkung 35o selalu keluar dari bibir senyum penduduk lokal
Keramahan penduduk kota yang tidak dapat diukur dengan besaran apapun
Akan membuat sinus kosinus rasa kangen
Bagi semua orang yang berkunjung
Setelah kupikir secara logika
Dan mencari nilai determinan hatiku
Semakin hari kurasakan besaran cinta yang bertambah terhadap kota ini
Bagai grafik fungsi yang naik atau grafik tangen (90o < x < 270o)
Yang selalu mengarah ke atas, naik…
Walau aku bukan orang asli jogja
Dan akupun akan dilema
Untuk meninggalkan kota ini
Yogyakarta

Sumber : http://andreasandre.net/puisi-matematika-yogykarta/

Puisi Matematika Cinta

Mungkin di satu sisi kamu gak mengerti
Kenapa segi empat harus berbelah dua
Menjadi sebuah segitiga

Mungkin di lain sisi kamu gak peduli
Kenapa aku sangat rindu kita bersama
Menjadi se_iya juga sekata

Mungkin di satu sisi kamu gak paham
Kenapa di dunia ini harus ada
Sinus,Cosinus, dan juga Tangen

Mungkin di lain sisi
Hatimu tak pendam rasa yang di hatiku selalu ada
Dan yang semua kenal bernama kangen

Tapi misteri sebuah segitiga bisa di pecahkan
Dengan rumus T x L : 2
Jadi misteri antara kita berdua bisa di selesaikan
Dengan rumus kangen + sayang = cinta


Kamu selalu bertanya apa itu ''pi" 
Dan kenapa ia setara dengan 3,14 dan sekian-sekian
Kamu selalu bingung 
Kenapa bilangan itu selalu tergabung
Dalam rumus untuk menghitung sebuah lingkaran
Jawabanya sederhana 
Yaitu ''pi'' adalah sebuah konstanta
Yang maksud dan maknanya adalah sebuah ketetapan
Namun ''pi'' adalah
Sebuah jenis ketetapan yang irasional
Dan aku selalu bertanya
Siapakah diriku sebenarnya
Didalam hari-harimu?
Adakah kamu pedulikan?
Tapi di hatiku , kamu tinggal tetap
Walau cinta ini tak masuk akal

Sumber :  http://noer-dd.blogspot.com/2012/03/puisi-matematika-cinta.html


Qalbu ...
Wilayah abstrak tak bisu
Tak tentu luasnya
bukan karna tak hingga real dan imajinernya

Tak mampu di regresi linierkan
Tak mampu di hitung dengan phi kali jari-jari kwadrat
bahkan dengan limit nol maupun tak hingga

Qalbu ...
Abstrak namun himpunan logika
ada konjungsi, disjungsi, implikasi bahkan biimplikasi ...
Yang selalu berhubungan dalam riset pengoperasian rasa ...

Qalbu...
Ceritanya tak pernah diskrit
Selalu ada sampel sbagai proses aljabar
karna ada bahasa yang mampu di programkan ...
Lewat diferensial dan integral indra

Qalbu ...
Numerik tak hingga kata-kata
Penuh dengan pemodelan rasa
korelasi akan peluang terasa ada
Bukan karna nonparametrik
tetapi Qalbu ...
Adalah sebuah sampling dengan analisis kompleks
yang tak mampu di hitung oleh data statistik maupun oleh seorang aktuaria ...

(AP/MatematikaQalbu/100512)

Ciptaan: Agus Pujiarto

Puisi Cinta Versi Orang Matematika

Salam Persahabatan…
Bagaimana Kabarnya Sahabat Mas Say Laros?
Saat aku bersuara dengan eksponen jiwamu
sinus kosinus hatiku bergetarMembelah rasa
Diagonal-diagonal ruang hatimu
bersentuhan dengan diagonal-diagonal bidang hatiku
Jika aku adalah akar-akar persamaanx1 dan x2
maka engkaulah persamaan dengan akar-akar2x1 dan 2×2
Aku ini binatang jalang
Dari himpunan yang kosong

Kaulah integrasi belahan jiwaku
Kaulah kodomain dari fungsi hatiku
Kemana harus kucari modulus vektor hatimu?
Dengan besaran apakah harus kunyatakan cintaku?

kulihat variabel dimatamu
Matamu bagaikan 2 elipsoid
hidungmu bagaikan asimptot-asimptot hiperbola
kulihat grafik cosinus dimulut

mumodus ponen…. podue tollens….
entah dengan modus apa kusing
kaplogika hatimu…..

Beribu-ribu matriks ordo 2×2 kutempuh
Bagaimana kuungkap adjoinku padamu
kujalani tiap barisan geometri yang tak hingga jumlahnya
tiap barisan aritmatika yang tak terhitung…

Akhirnya kutemui determinan matriks hatimu
Tepat saat jarum panjang dan pendek
berimpit pada pukul 10.54


Puisi Matematika: Guru Matematikaku


Oleh: Edy Suwarno

Diwajahnya ada bintik-bintik hitam(x,y)
Jerawat memang,
Tapi bukan buatan
Alis matanya rapi bukan diarsir
Bola matanya kongruen dan ekuivalen

Guru matematikaku
Tiap hari bermain angka-angka
Tapi tidak sedang menghitung gaji
Karena gajinya cukup dieja dengan lima jari
Dihubungkannya garis,
Kadang vertikal, sekali waktu horizontal
Tapi bukan sedang membuat sketsa rumah
Karena baginya rumah tinggal menempati
Mau tipe 21, tipe 36, atau yang RSS
Rumah sangat sempit atau rumah sedikit semen

Guru matematikaku
Dahinya terlihat jelas, garis-garis sejajar sumbu x
Suaranya lantang, lugas, tegas bilangan prima
Senyumnya lepas bilangan tak terhingga

Guru matematikaku
Giginya putih bilangan asli
Dadanya bidang segitiga sama kaki
Badannya tegak vertikal

Guru matematikaku
Gajinya berbanding terbalik dengan jasanya
Jasanya berbanding senilai dengan harapan-harapannya
Ucapan dan pikirannya selalu positif
Hasilnya selalu berharga mutlak
Dikuadratkan
Menteri-menteri
ABRI-ABRI
Pegawai negeri-Pegawai negeri
Kuli-kuli
Dan masih banyak lagi
Masih banyak lagi

Guru matematikaku
Bila berjalan ditundukkan kepalanya 120 derajat
Langkahnya sedikit diseret agak loyo
Maklum terlalu banyak membawa rumus
Tak senang melihat pengangguran
Diakhir pertemuan ia selalu berkata PR
Bila sedang marah ia hanya berkata
"coba hitung, sejuta pangkat seribu"
--------------------------------------------
Puisi di atas dibuat sebelum ada sertifikasi guru. Setelah itu tentunya kondisinya berbeda (he....he .....)
diambil dari : http://zonamatematika.blogspot.com/2009/08/puisi-matematika-guru-matematikaku.html

Puisi : MATEMATIKA

"Mumet aku melihatnya
Angka bertebaran dimana-mana
Terfikir di benakku tuk memusnahkannya
Entah dari mana pemikiran itu datang
Mataku sakit melihatnya
Angka sulit, muncul berkeliaran
Tapi ini tantangan yang harus dipecahkan
Inginku menguasainya
Kemudian ku jadi mahir dalam bidang ini
Amin ya Rabbal 'Aalamiin..."


Sumber : http://inasbasymeleh.blogspot.com/2011/12/puisi-matematika.html


Sepiku

Sepi malam 13 Oktober 2011, menjadi perenda saksi Himpunan kosong yang meretas luka dalam jiwaku. Deringan motor yang berlalu lalang menemani hati yang teriris duri-duri tajam cinta. Ah..., Makassar, kau tak mengenalku. Akulah subset terluka dari hiruk pikukmu. Dalam limit ajal, hanya dimensi empat tempatku memendam rasa.
Interval kehidupan mengantar sepi-sepi linier yang terintegrasi dalam semesta tanpa senyum. Distribusi Abnormal bagai mimpi tanpa syarat batas dalam setiap absis dan ordinat jejak langkahku. Mungkinkah kuncup-kuncup bahagia akan mengakhiri deret tak berpola ini??
Tak ada probabilitas, apalagi nilai harapan dalam ukiran sastra tanpa Logika ini. Hanya sekedar asumsi-asumsi pengantar tidur pembuai mimpi buruk.
Apa gunanya vektor-vektor pembaharu, sementara teorema lampau, terus menjadi bagian imaginer hidup. Dan jangan pula berharap aljabar pengurai titik nadir itu akan ada, karena pecahan-pecahan di atas nilai pasti cuma bagian persentase konyol seniman angka yang terluka ini.
Kesedihan ini telah menjadi aksioma hidup,  bukan lagi dalam derajat fuzzy.
Dan kembali hanya tanya yang muncul, benarkah ini potret geometris hidupku?

Cat :Ini Puisiku sendiri ... bukan hasil browsing..


No comments:

Post a Comment